Pages

Devina's notes


Sabtu, 17 November 2012

Artikel 1 : Masalah Realita Remaja

Sebuah karya seni yang dibuat oleh seniman akan merasa sedih apabila terus mendapat kritikan, bahkan tak dapat dielak, pembuat karya seni pun lama kelamaan mundur bila terus mendapat penilaian yang buruk dari penikmat tanpa melihat sisi lain dari karya seni tersebut. Itu pula yang akan terjadi pada remaja. Remaja yang hanya mendapat ucapan atau kalimat-kalimat yang kurang berkenan hanya akan membuat remaja mengeluarkan pribadi negatif yang mereka miliki, terlebih jika didukung dengan tidak adanya pengembangan emosi yang tepat.

Beberapa penelitian sudah mengatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana seseorang masih dalam proses pencarian jati diri, saat keadaan untuk mengekspresikan diri meluap-luap, merasa tak ingin dibatasi, bahkan oleh orang tua sekalipun. Tetapi hal mutlak tersebut terbantu oleh karakteristik tetap yang terbawa oleh mereka yang bervariasi. Membicarakan hal tentang karakteristik atau sifat, tidak sedikit dari kita yang mengatakan jika remaja sangat labil dalam mengendalikan emosinya. Apakah itu bisa disebut dengan sifat? Ya, itu sifat yang masih dalam tahap perkembangan, belum menjadi sifat permanen. Hal-hal yang sedikit menyimpang tersebut dapat dipecahkan dengan bantuan orang-orang yang mengerti dan menjadi ahli di bidang kejiwaan remaja, contohnya psikolog.

Sebagian orang berpikir keragaman sifat tersebut tidak cocok bahkan diharamkan dalam sebuah organisasi remaja. Tentu semua organisasi memiliki prinsip "Bhinneka Tunggal Ika" yang sedari dulu diusungkan, tetapi banyak pula orang yang sudah tidak memperdulikan apa arti sesungguhnya dari semboyan bangsa Indonesia tersebut, "Berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Manusia yang masih dikategorikan sebagai remaja atau dewasa awal, tidak dapat direkomendasikan untuk menasehati satu sama lain secara utuh karena masalah metoda dan cara penyampaian saran. Terlepas dari metoda, sesama remaja hanya akan melihat presentase keburukan pada remaja yang masih berada di bawah umur mereka. Kritikan yang dianggap sebagai motivasi oleh kategori dewasa awal akan terus diguyurkan bila remaja dipandang belum siap untuk menghadapi kehidupan yang setingkat lebih tinggi dari dunia remajanya. Tetapi tanpa disadari, remaja tidak dapat diperlakukan sama karena karakter baik yang ada pada diri seseorang belum kuat dan dicuatkan. Sekali lagi, inilah fungsi orang tua dan fungsi pakar psikolog yang lebih memahami kesulitan-kesulitan remaja agar bisa diterima di masyarakat, bukan hanya di golongan remaja saja.

Jika manusia kategori dewasa awal hendak dijadikan sebagai sarana evaluasi remaja, haruslah tepat sasaran. Mengerti bahwa pembentukan sifat remaja tidak hanya muncul dari hati atau pikiran remaja itu sendiri, tetapi faktor lingkungan dan bimbingan orang tua yang memiliki pengaruh lebih tinggi harus ditanamkan dalam-dalam. Manusia kategori remaja dimanapun adalah aset, bahkan predikat aset itu sudah dimulai sejak lahir. Wawasan luas mengenai kejiwaan perlu diemban sedari dini agar remaja generasi yang menjadi tonggak masa depan bisa lebih matang dan  dapat digolongkan ke dalam kelompok manusia berumur remaja namun berusia dewasa.

Minggu, 28 Oktober 2012

My October

Sekali lagi aku katakan, OKTOBER KU HITAAAAAAM. Terlebih pada tanggal 26, 27, 28...., n (entah sampai oktober tahun depan atau engga). Baru selesai aku mengahadapi hitamnya Oktoberku pada satu hal, eh satu hal yang tanpa diundang datang mengalir begitu saja. Maaf bila banyak unsur curhatan hati di postingan kali ini.

Dimulai saat aku menjadi pagar ayu di pernikahan sodara yang aku ceritakan di postingan sebelumnya. Saat itu aku mengantuk dan hanya tertidur di stan tamu, lupa memakai kacamata membuat mataku tidak bisa diajak bekerja sama. akhirnya aku mengirim sms pada seorang yang hanya satu, tidak dua, atau tiga, hanya satu! tapi entah kebelet atau kesambet jenglot, orang yang aku timpuki dengan sms curhatan hanya menjawab singkat, "hahahah sabar :)", iya aku selalu mencoba sabar sampai rambutku botak, sama halnya seperti aku menghitung hikmah-hikmah yang ada pada setiap masalah yang aku jumpai, botak aku menghitung semuanya.

Sampai pada sore harinya, aku mendapat sms rancu yang benar-benar tidak bisa aku mengerti. isi sms aku samarkan. Yang pertama kali terlintas setelah selesai membaca sms kelam itu adalah...

Ha? bercanda nih anak. aku harus baca lagi....

Setelah membaca yang kedua kali...

Aduh gue bego atau telmi sih? ini topik smsnya apaaa?? perasaan aku ga bahas ini tadi. baca lagi deh...

Semakin banyak aku membaca sms itu, semakin cepat lah jangka waktu pembotakan kepala. Topik sms yang melenceng sesuai harapan. Isi sms yang berhasil membuatku berpikir sangat kritis, hingga hampir menuju koma. Dia terus berusaha meminta maaf dan mengakui apa yang salah sedari dulu. Kebohongan fatal, besar, dan telah menumpuk menjadi tumpukan saus tartar siap banjur. Dan terjadilah, tanggal 26 Oktober, saus tartar yang dia tabung berhasil membanjiri hampir seluruh akal sehatnya. Berapa kali sms yang aku kirim untuk menenangkan dia, menjelaskan betapa berharganya pengakuan dia, betapa aku mengerti bagaimana perasaan dia yang ternyata hidupnya sama sepertiku, penuh fantasi. Tapi, Oktober yang dia miliki lebih hitam dari yang aku punya, pekat, hingga cahaya yang aku tawarkan belum mampu masuk ke dunianya.

Tidak apa-apa, tidak apa-apa sayang...


Aku jadi teringat pertanyaanku dulu.

Tuhan, apa maksud dari-Mu membawa pria dalam kehidupanku, begitupun sebaliknya?

Yang aku tau, suatu saat aku akan mengatahui apa misiku sebenarnya sehingga bisa masuk ke dalam hidupnya, yang bahkan baru aku kenal dekat kurang lebih 5 hari.
Dan mungkin tibalah saatnya, Tuhan membuka apa yang menjadi misiku. entah apa yang mengetuk pintu orang ini, sehingga dia mau mengakui rahasia terbesarnya di bulan yang sudah ku anggap sakral ini.
aku yakin, ini memang karena ilham-Mu sudah datang pada hatinya :)
Terjawab sudah pertanyaanku, namun menimbulkan pertanyaan yang lainnya.

...Tuhan... Apakah kini Kau akan mengeluarkan aku dari hidupnya?...

Sakral itu pernikahan

Ini terjadi di bulan Oktober. Menyebabkan Oktober mingggu akhir menjadi kelam bagiku uouooooo~, hitaaaam, Oktoberku hitaaam~ *pletuk!




Kenapa Oktober ini bisa menjadi sangat kelam? Satu hal yang pasti, itu karena berlangsungnya pernikahan sodara yang bertepatan dengan hari sekolahku. Bukan bukan, itu alasan kedua deng. Ya sudah biar aku utarakan apa yang menjadi alasan primernya!

Setelah asyik mendengarkan pa Ujang bercerita tentang konser musik yang akan dilancarkan di suatu sekolah, intuisi musik ku langsung mengirimkan impuls “ayo dev, dataaaaang...” ke otak kanan, sekalipun pelaksanaannya bertepatan dengan jadwal les, dan akan digelar hingga larut malam, aku tak peduli. Yang penting nonton konser, duduk manis sebelah Pa Ujang, komentar sana-sini, ngucapin selamat tanggal 24 (?), pulang, tidur, dan mimpi indah. Senangnya hati saat ibunda mengijinkan aku untuk menghadiri acara tersebut. Tapi naasnya... batang singkong invisible itu selalu jago nusuk, jleb! Aku disadarkan oleh ibunda bahwa Hari Rabu kami harus pergi ke desa Loskulalet di Pangalengan untuk mengahadiri pernikahan sodara kami pada esok harinya. Ibarat larutan dalam reaksi kimia, kenyataan ini bersifat 〖~OH〗^- yang berarti memiliki sifat basa atau pahit yang tidak terdefinisi (--,a) langsung eneg.



Dari sisi yang lain, saat itu aku sedang semangat sekali belajar dan PDKT sama pelajaran eksak. Barangkali inilah yang bisa disebut dengan semangat 45 karena rasanya seperti kerasukan semangat pahlawan angkatan ’45. Tapi apalah yang terjadi? Semangat juang ’45 yang baru mencuat beberapa titik ini langsung dihapus begitu saja dengan datangnya zona titik nadir semangat juang ’95. Alhasil dari reaksi semangat ’95 ini adalah... kesal. Semangatku langsung terkoyak, habis termakan si jabang bayi yang bahkan jabangnya belum dibuat (?)



Saking kesalnya karena merasa terpaksa, akupun curhat pada Pa Ujang mengenai kekesalanku. Apa yang dia katakan sangat singkat namun ada benarnya juga.



“Sabaar :) nikmatin aja :)”



Lalu aku melanjutkan curhat, bahwa aku kesal kuadrat. Bukan karena aku tidak suka datang kesana ataupun tidak ingin bersilaturahmi, tapi udangan yang datang dirasa kurang tepat. Apalagi ini pernikahan, event besar. Kalau aku memilih tidak hadir dan mengusungkan egoistisme, aku akan dicap tidak sopan dan tidak tau cara bersodara yang baik. Setelah 140 karakter di sms aku habiskan untuk Pa Ujang, balasan yang didapat sama singkatnya.



“Ga ada silaturahmi yang sia-sia :)”



Beuh. OK, aku ngalah deh... aku telan bulat-bulat semua orang yang tidak paham kebencianku dihadapkan pada situasi dimana munculnya dilema akut (bukan orangnya deng). Sementara itu, Ibu malah memberi intruksi padaku untuk segera menyiapkan baju ketika aku sedang membaca buku kimia, bab Sel Volta, karena akan menginap disana selama 3 hari 2 malam. Tambah rungsing lah moodku. Teringat pada semua tugas yang masih belum ku lunasi. PERSPEKTIF, OH PERSPEKTIF.... haruskah aku membawa penggaris 60 cm, alat tulis, dan karton ke sana untuk melanjutkan tugas perspektif? (-,-)



Pada akhirnya, aku hanya bisa menggapai kesimpulan payah, bahwa mungkin inilah sisi sakral dari pernikahan milik sodaraku. Sebelum resepsi pernikahan digelar pun, kesakralan sudah sangat kental terasa, ibarat susu full cream berlogo bendera yang full kentalnya benar-benar full, tanpa larutan encer sedikitpun. Tetapi lewat kisah ini aku jadi menerawang, tentang kesakralan dalam pernikahanku sendiri suatu saat nanti. Akankah pernikahanku membuat orang juga berada di kondisi yang dilema seperti yang dirasakan olehku? Semoga TIDAK. Aku ingin berita pernikahanku benar-benar membawa berkah dan menjadi berita paling membahagiakan abad 21 bagi semua orang. CAM kan! XD



Yang jelas, untuk saudaraku, jikalau pernikahan kalian tidak seharmonis, seindah, serukun, dan tidak setara dengan pengorbanan yang aku berikan, akan aku bunuh kaliaaaaaan~! (-,-*) #justkidding.



...Selamat menempuh hidup baru, neng Dini dan Aa Budi...<3>

Sabtu, 24 Maret 2012

60th days.

I didn't know why I took this picture on Thursday, 22th of March.




Ow, that's because I felt the sky at that time looks very beautiful.
I thought that I wouldn't see that pattern anymore on next day.


But maybe, I just wanted to amuse my self.


Why?


You would go, hence I would lost so many time with you in ours 60th days.
But it doesn't matter so long as you came back here.


Hmm... Long journey to come home, I still day dreamed inside the common carrier.
I saw sky for the third times, then... One of my old wishes through my mind again.

I said you that I wanted to see the Aurora, didn't I?

I wasn't kidding when I said about that, I really wanted to go to south pole or north pole of Earth.
Just to see the Aurora, the most beautiful light..
the most colorful phenomenon..
I learned about Aurora at that time, about their meaning, their characteristics, their excess and their shortage, I adored them. 


Night was coming, made me woke up from my dream.


I realized one thing..
 
I didn't need to bring my eyes to neither south pole nor north pole..


Do you know why?


Because I have had the Aurora's maker in my life.
Who painted all kind of color's life..
Who always drawn a different pattern of life in each time..
Who sketched dis-flat curve in my essence of life..


Thanks, for every steps which are chosen by you.
Thanks, for being my Aurora's maker.
Unlimited thanks for the only one, EFS :)

with love,
.DMP. 

Want to know about Aurora?
KLIK! http://johannajessica.blogspot.com/2011/04/aurora.html 

Sabtu, 10 Maret 2012

1st sweetest day with...

Kemarin tercatat dalam buku sejarah hidup aku sebuah perang, tapi sekarang tercatat sebuah sweet memory :) Pa Uz berhasil naburin bubuk-bubuk gula pasir dalam alur hidup aku hari ini sampai2 orang yang pingin ngelahap hari ini tuh yang dirasain kebanyakan manis :D tapi biar ga giung *apaantuhgiung??-,-, Pa Uz dengan sangat cakap menutup hari ini dengan sepotong coklat pahit, walaupun pahit tapi yang namanya coklat aku tetep suka haha :D #cukup pembukaannya. Enjoy to read aja ya :bd


"Eehh aku udah di depan Hayumart", begitulah isi pesan singkat yang dikirim oleh Pa Uz.
Dengan gaya alis terangkat dikit, mata melotot, mulut nganga kaya liat cacing bugil, aku langsung ngesms temen aku yang mau ikutan main ke BIIIIP~ karena Pa Uz datang 2 jam lebih awal. aku terharuuuu karena pengargaannya terhadap waktu dari detik ke detik (ga tau deng, kayanya sih ada modus lain kenapa dia datang pagi banget haha). Hmmm coba kita next... next... teruuuuus next....... yaaa terus di depan masih ada belokan baaang, next.... nah di sini bang. Cargo: Rp.30.000,- #bletak!


Turun dari angkot, aku dan teh Ilda perlahan jalan ke depan Hayumart buat mastiin keberadaan dari duo Raja yang baru nge-release single baru dengan judul "Teman Tapi Hombreng" itu. Setelah ngeliat mereka, aku reflek cekikikan, kayanya ketoel penghuni "tak terlihat" yang lagi mangkal di situuuu (engga ding). Dan dengan keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka kita pun cepet2 nyari angkot buat mencampakan si petugas Hayumart yang ketitipan tasnya Pa Uz.


Sebelum sampai di tempat tujuan, kita mampir dulu ke sebuah sekolah karena panggilan alam dari Pa Uz, tepatnya SMP yang menjadi almamaternya Pa Uz. Dan kamu tau apa? Begitu aku masuk gerbang dan ngeliat tamannya, eeeeeeh..... ga sengaja aku jatuh maaaan! Jatuh cinta sama tamannya gitu maksudnya hehehe #geje. Karena merasa aku udah dikenalin sama sekolahnya Pa Uz, aku jadi pingin ngexplore tempat itu. kita pun jalan ke lantai 1 sampai lantai 3, membuka kembali lembaran lama tentang sekolah yang dulu pernah deket banget sama Pa Uz, flash back tentang ukiran dari pensil yang membentuk huruf N ♥ E (N untuk Najmaaaaaaa, oh bukan ya? :D) di pojok tangga menuju perpus . Karena takut aku ga bisa ke sana lagi, Pa Uz dan aku pingin buat ukiran baru, ukiran D ♥ E dan E ♥ D  yang hasilnya harus permanen. Ajaibnya, Pa Uz nemuin pulpen yang kayanya udah ga kesentuh selama beberapa dekade. akhirnya rencana pun dijalankan dengan sangat baik (harusnya ukirannya di foto tadi! T_T)


Petualangan belum berakhir, kita berempat melesat ke BIIIIP~ dengan lari-lari kecil gaya Shafa dan Marwah karena ga nemuin angkot biru, ngelewatin pohon2 yang diameternya hampir 1 meter, nyebrang sana nyebrang sini. (aku dapet kertas promosi dari Pa Uz yang dirobek2 jadi bentuk hati :p) hahaha. Ga kerasa ternyata kita udah nyampe di mall tersebut. Tujuan kita yang paling utama adalah memfungsikan kerja mata secara penuh (nonton nonton), jadi kita mendatangi si Bioskop buat survey penayangan film, dan..... Jleb... bioskopnya masih tiduuuuuuur! dasar Bioskop kebluk! >_

Kita pun jadinya kelayaban kemana2, ke timezone, ke toko buku, ke Blitz anime. Karena mulai gusar nungguin bioskop yang ga bangun2, aku sama Pa Uz coba main wahana yang ada di timezone, salah satunya wahana DDR, wahana yang siap diinjak2 harga dirinya sama sepatu kita hahaha >:D #ketawajahat. Sepuasnya nginjek harga diri wahana DDR, kita melesat ke Bioskop, singkat cerita karena ga ada film yang dapat memicu adrenalin, kita milih film yang judulnya HUGO. Nonton lah kita di teater 1, tapi naasnya Teteh Ilda ketiduran di pundaknya Aa Ial karena ngantuk plus nonton film yang alurnya rada ngeblur hahahahaa ampuuuun teh, damai ^^v


"Apa?"
"Hmm? engga..."
Ga taunya ditengah2 pemutaran film...
Tenonononeng nononeng.... Tenonononeng nononeng....
Ringtone HP nya Pa Uz bunyi, lupa ga di silent boooo! paniklah Pa uz, aku juga panik dengan cara ngikik, tapi Pa Uz langsung bereaksi dgn cara niruin suara ular yang lagi ngelewat di kolong kursi.
"Sssssssuuuuttttt, jgn ketawaaa", bisik Pa Uz.
Aku masih ngikik, kali ini ngikik dengan bisu. Keadaan pun mulai tenang, sampai akhirnya anak2 ingusan di belakang bioskop pada ikutan ngikik2 ga jelas, ga tau ngikik karena apa tapi itu sedikit annoying (gw lempar juga idung mereka pake popcorn lama2).

Pukul 15.15, film HUGO tamat dengan happy ending, ga ada yang terlalu menguras emosi karena kematian tokoh utama, perceraian antar suami istri, ataupun suara tembakan2 shootgun yang pelurunya nembus kepala kaya nembus buah apel. Kita pun keluar dari teater, awalnya mau pergi ke CCF sebentar, tapi karena perut aku demo besar2ran , akhirnya aku minta makan ke Pa Uz.
"Pa Uuuuzzzz.... beri aku makan Pa Uuuuzzzz......", gaya zombie kena ayan.

Kita pun makan di KFC yang notabene selalu penuh pengunjung. Dan suguhan coklat pahit mulai dilancarkan oleh Pa Uz. Selesai makan, Pa Uz tiba-tiba ngomong...

"Duh, perasaan aku kenapa jadi ga enak gini..", ucap Pa Uz, galau.
Bah? aku pun bingung harus berperan kaya gimana biar fungsi aku pas di keadaan seperti ini. Akhirnya aku cuma nanya, "Ga enak kenapa?", dan dijawab juga dengan kalimat singkat menggantung, "Ga tau...", sesekali aku coba hibur dan memotivasi Pa Uz, tapi percuma kayanya. Aku pun milih diem, menghibur Pa Uz dalam hati.

Pulangnya, aku tambah dieeeeem. Di angkot cuma suara Teteh Ilda dan Aa Ial aja yang membahana. Aku sama Pa Uz sibuk masing2. aku ngelamun, dia smsan. Aku maling muka, dia maling kepala tetangga (looooh salaaaah). Aku ngomong sama dia, dia ngomong sama Aa Ial. Weeeit? Iyaaaa beneraaaaaan, sepanjang jalan dia galau tingkat dewaaaaaaa dgn cara ngoceh ke Aa ial karena sesuatu yang berhubungan dengan orang satu atap. Aku yang lihat fenomena ini pusing, nyoba membaca situasi tapi nihil karena situasi abstrak, ga bisa gw baca karena ga ada tulisan apa2 di jidat Pa Uz, hehehe. Aku ajak ngomong ke sini, dia ngomong ke sanaaaaa, nyambung sih sekali2, tapi itu ga bikin suasana hati Pa uz membaik. Terus? aku SKAK, ga bisa ngelakuin apa2. Haruskah gw transgender dulu jadi cowo supaya bisa bantu Pa Uz kaya A Ial?? uoooooo ambiguuuuu....... :O

Ocehan Pa Uz sudah sampai pada klimaks karena kemacetan yang sangat membunuh ketenangan secara perlahan. Dengan tekad kuat, Pa Uz dan A Ial pun turun dari angkot sambil kelabakan.
"Dadah....", penutup terakhir.
Kerennya, sehabis ngambil kembalian dari supir, Pa Uz dan A ial langsung lari kaya lagi audisi lomba marathon, melesat nembus angiiiiiiin, dan mereka berlalu..........

Selepas mereka pergi, aku kembali merenungi sejenak. Dieeeem, terbawa pikiran sendiri (teteh Ilda maaf pisan aku ga ngajak ngobrol sama sekaliiiii haha :D), coklat pahit pemberian Pa uz sudah aku telan bulat2 :). Tapi perlu diketahui, kejadian hari ini sama sekali ga bikin aku jadi illfeel atau ga suka, ga sama sekali. Tapi aku jadi makin penasaran, sebenarnya bagaimanakah kehidupan dan dunia Pa Uz yang menurutku sulit untuk ditembus itu? Banyak tanya, sedikit jawaban. Ternyata, masih banyak potongan2 puzzle tentang kamu yang harus aku kumpulin supaya aku tau sejarah penuh dari seorang Pa Uzang :)

Tetap semangat, Idre Nazauf ;)
gula pasir tambah coklat pahit adalah kombinasi yang paling enak dalam hidup, thanks ♥



Jumat, 09 Maret 2012

Peraaang gitu ya?

Begitu banyak perang yang tercatat dalam sejarah, tapi perang yang satu ini baru pertama kali tercatat dalam buku sejarah hidup saya. Bagi sebagian orang yang melihat dari sudut pandang ketiga, mungkin sejarah yang bakal diceritakan disini itu sangat Kafooster, tapi berbeda menurut sudut pandang pelaku pertama yang menganggap perang ini adalah perang yang luar biasa perlu untuk dicatat. Penasaran ga nih? kalau engga, langsung close laman ini, hussss pergiiiiii~

Perang yang dimaksud adalah perang melihat isi tas. Tapi entah mimpi apa semalam (kalau ga salah mimpi dibawa naik motor sama Pa Uz), tas akulah yang jadi target utama dalam episode perang kali ini. Padahal aku ga bawa barang2 penting di tas, tapi karena takutnya aku pikun gitu ya (maklum pelupa) ternyata nyimpen apaaa gitu dalam tas, jadi tiap Pa Uz nyoba meraih tas aku, dari jarak 30 cm pun aku udah riweuh duluan, teriak-teriak kaya orang yang mau disuntik vaksin anti alay.

Reka adegan:
Tangannya Pa Uz secara motorik hendak ngebuka sleting, sleting tas gw maksudnya -_-!
"Aaaaaaaaaggghrr jangaaaaan!!", aku teriak. ga tau berapa Hertz suara yang aku keluarin.
"Hehehehe", Pa Uz malah nyengir, tambah kepo ada benda apa di tas aku, dan malah ngelanjutin aksinya buat ngebuka sleting tas.
"Edriiiiiiii~ (>,<)a", aku langsung berusaha ngerebut tas aku, narik-narik lah, menangkis tangan dia lah (untung kuku aku lagi ga panjang jadi ga kecakar tangannya Pa Uz haha), nendang-nendang lah, nge-smack down lah (engga ding), eeeh Pa Uz malah ngelawan dengan cara bikin aku geli, sial sekaliiiiiii -,- saraf penerima rangsang aku harus punya tombol on-off suatu saat nanti..., Haruuusss!! :p

Pokoknya sangat habis-habisan, sampai aku nyaris dehidrasi karena ngeluarin air mata+keringat secara berbarengan, tapi untungnya aku punya cadangan air di punduk kaya unta -,- #DIES,abaikan.
Setelah kira-kira 67.890 detik perang rebutan tas itu berlalu, tas pun dicampakan karena Pa Uz dalam waktu singkat nemu korban baru, yaitu.... aduuuuuh itu dompet gueeeeeeeeeeeeeeee maaak! #tuing

Tidaaaaaak!! apa yang harus aku lakukan sekarang??? #hahaha udah kaya ada apaan aja itu di dompet, duit aja cuma Rp. 3.000.00o, itupun kurang (baca dengan teliti, di akhir nominal itu bukan angka nol ya -_-) Tapi karena aku orangnya ga lihai mengatur strategi menyerang secara gerilya, akhirnya secara terang2ngan aku teriak-teriak lagi, kali ini teriakan aku udah kaya orang yang mau dikasih obat penekan perkembangan virus alay.

Huaaaaa karena lawan aku adalah orang yang sudah ahli dalam gelut-menggelut, aku pun pasrah karena cape, cape teriak, cape otot, kram, kesemutan, kutu air, panu, kadas, dan kurap, pakai daktar*ngik #bodo --, Dengan kemenangannya, Pa Uz pun tanpa ba-bi-bu-ang-a-ir-be-sar langsung menjelajah isi dompet tersebut, untungnya dompet aku udah dicuci gudang jadi isinya ga terlalu menghasilkan reputasi dengan grafik turun, hehehe ^^v #teruskenapaluriweuhbangetmba?
euu... itu reaksi alami dari lactobacillus protectus dalam tubuh kayanya, ampuuuuun deeeeeh ^^/

hisakamiret kutnu irah ini, Irde Nazuaf  ;)

Rabu, 07 Maret 2012

Kesensitifitasan :O

"Aku ada tuuuh baju PMR di rumah, niatnya sih buat Rama", Ana berkata dengan nada yang tujuannya cukup jelas, yaitu menyindir. Kelas cukup kosong untuk menampung gema dari suara Ana.

Fedrika yang sedari tadi mencoba menghibur diri dengan mengobrol bersama teman-teman lain yang netral dan tidak tau duduk permasalahannya hanya bisa terdiam, berusaha terlihat 'tidak tahu apa-apa' walaupun ia sadar seratus persen apa maksud Ana berkata demikian.

Cukup, ga usah nyindir kaya gitu aku udah sangat sadar diri, wahai Ana...

Beberapa menit berlalu, Fedrika memang sedang berada di sekitar mereka, namun situasi yang dulu dia rasakan 2 tahun lalu kembali menyergap, situasi dimana dia merasa ingin mengasingkan diri karena terpaksa, tidak menjadi bagian dari mereka yang terkait, sendirian, terpojok, menarik diri... Akhirnya Fedrika memilih berbicara seperlunya dengan oknum-oknum satu organisasi tersebut.

"Sim, sekarang jadi kumpul GV ga?", tanya Fedrika pada Simon.
"Ah anak-anak yang lain juga pada OSIS Fed.", jawab Simon.
"Oo.. tapi kita tetep ngumpul ga?"
      "Ga usah lah ga usah ngumpul, udah ga ada, udah bubar GV nya juga", Ana berkata tanpa diundang.
"....."
"Maneh yang ga ada Na. Kayanya engga deh Fed... tapi terserah sih kalau mau ngumpul mah hayu aja", jawab Simon.

Menggantung. Fedrika pun sontak memisahkan diri dari kubu itu.

Tuh kan nyindir lagi, aku harus ngapain sih Na supaya kamu sadar aku udah ngerti maksud dari semua yang kamu caprukin??? Aku harus ngapain? haaaa??

Semakin sering Ana menunjukan kekecewaannya terhadap organisasi yang diketuai oleh Fedrika, semakin Fedrika tergencet, semakin sedih, semakin tertekan, semakin stres, pusing, dan semakin menyalahkan diri sendiri.

Maaf, iyaaaa aku yang salah dari awal ga ngingetin kamu dan mate-mu supaya lebih serius lagi kalau latihan. maafin aku yang ga becus ngurusin anggotanya, maafin aku yang ga tegas, maafin aku yang bisa ngeliat orang marah+kecewa gara-gara aku, maafin aku yang ga cocok dipanggil ketua sama sekali. maaf....

Hari itu pun Fedrika lalui dengan topeng senyuman yang sangat disgusting, ketawa palsu yang digunakan sebagai trik untuk mengecoh si Ana. Mengecoh supaya Ana mengira kalau Fedrika baik-baik aja dan ga akan goyang walaupun disindir 1000x pun.

Detik-detik terakhir pulang sekolah, Fedrika pun menunggu Epau datang ke sekolah untuk pamit pulang dan meminta maaf karena tidak bisa menunggu Epau sampai jam istirahat. Tapi ditunggu-tunggu, eeeh Epau ga muncul juga, setelah bel masuk baru Epau datang.

Fedrika melambaikan tangan diiringi senyum palsu.

"Heiiii"
Epau mendekat.
"Epauuuu maaf aku ga bisa nungguin sampai kamu istirahat"
"Gapapa, emang kamu mau kemana? Les ya?", tanya Epau sambil celingukan, panik takut guru sudah menjelma di kelasnya.
"Iyaaaa.... ga deng sebenernya lesnya malem hehehe..."
"Oh iya gapapa...", Epau pun berlalu.

Fedrika secara spontan langsung mengajak teman-teman netralnya untuk pulang, dan di sinilah Fedrika sekarang, di depan komputer merenungi apa yang akan terjadi besok...

Selasa, 06 Maret 2012

PART 3, 10 mimpi yang berujung pada... (pada apa hayooo?)

5. Jadi koki (ikan koki kali??)
"Selamat pagi, nih aku masakin sarapan buat kamuuu, aku kan udah jadi koki terkenal sekarang", kata aku ke Pa Ujang setelah 10 tahun berlalu, naasnya Pa Ujang menatap ke makanan yang disodorin sama aku dengan muka abstrak (setengah bengong, bingung, ngajak gelut, dan kaya yang dikelikitik). Baaaah --, koki macam apa yang masak makanan gosong kaya tokoh "Karen" dalam game Harvestmoon back to nature PS1??!! hihihi aku ga bisa masaaaaak sueeeer, mimpi jadi koki adalah hal yang sangat out of logic, kecuali kalau jadi koki yang kerjanya di restoran penjual makanan hangus -,- eu... lupakan mimpi yang satu ini.

6. Jadi Pelukis
Hahahah kalau aku beneran jadi pelukis, aku bakal jadiin Pa Ujang model yang sangat ditonjolkan di semua lukisan yang aku buat, jadi yang paling menginspirasi deeeeh. Tiap aku lagi ngidam pingin ngelukis, aku tinggal suruh, "Pa Ujang, ayo bikin pose yang bagus dan jangan bergerak! aku mau ngelukis kamu hehehe". Udah beberapa jam berlalu, lukisan yang aku buat akhirnya jadi, tapi.... TADAAAAAA.... yang tampak di lukisannya cuma SILUET dari Pa Ujang aja, hitaaaaaaam..... duniaku hitaaaaaaaam............. hahahahaha #syarap

7. Jadi ahli Perbankan + Pengusaha
Mimpi yang kompleks. Yang kebayang adalah... Aku bawa-bawa ilmu tentang Perbankan, ilmunya aku karungin biar ga kabur kemana-mana (yang ada duitnya yang dikarungin!), tapi saking pinginnya jadi pengusaha lewat ilmu perbankan, akhirnya aku buka usaha sendiri di rumah, yaitu usaha "Penjualan Uang Receh". Usaha ini pasti sangat dibutuhkan oleh anak-anak muda yang mayoritas butuh receh buat naik angkutan umum (maklum, anak muda sekarang dikasih duit gede mulu sama ortunya, minimal 50ribu), jadilah aku buka warung kecil-kecilan ini. Bersama dengan Pa Ujang, dibinalah usaha itu, sistemnya sama kaya warung pinggir jalan pada umumnya. kebayang tiap ada anak yang konsumen mau beli, "Buuu.... beliiiii, mau beli receeeeeh buuuuuu...." #huaaaaaa ngapung aja deeeeeeh

8. Jadi Astronot
Indahnya mempelajari ilmu astromoni. Tapi ngomongin astronomi, aku jadi inget tokoh kartun Astroboy. Tau lah Astroboy, yang iconnya itu kalau ga salah cuma pakai celana item pendek kaya underwear -,-v hee ini ga ada hubungannya sama mimpi aku deng. Intinya kalau aku suatu saat jadi astronot, aku mau terbang sama Pa Ujang ke planet Pluto yang sudah ditemukan lagi setelah 10 tahun menghilang, dan menemukan ilmu baru bahwa manusia bisa tinggal di planet yang imut-imut itu karena perkembangkan dari planet Pluto yang mencengangkan dunia ilmuan astronomi. Rincian tentang Pluto bisa dilihat di page ini lagi setelah 10 tahun ke depan ya :)


9. Jadi Motivator
Hmm... sosok motivator itu bawaannya tenang, kalem, anggun, cool, hangat, bersahabat, dan berwibawa. Coba kita bandingkan dengan karakteristik makhluk hidup yang bernama Devina ini, jiaaaaaaaa jauuuuh dari kata-kata yang disebutkan tadi. Udah mah riweuh, panikan, banyak ngomong, cerewet, hupir, ngidap penyakit 3S, stangtu mimpi ini akan sulit untuk digapai. Ibaratnya mimpi jadi motivator ini buah apel yang masih ngegantung di pohonnya (kira-kira tingginya 10 pangkat 14 meter lah), dan aku adalah semut yang pingin makan buah apel itu, pakai taraje tertinggi di dunia semut buat naikin itu pohon pun ga bakal ke sampean -,- Jadi maaf untuk Pa Ujang yang dari sekarang suka kena motivasi berkelanjutan dari aku :p hehehe

10. Jadi Novelis
Apa?? aku yakin seratus persen, orang-orang yang sekarang udah jadi novelis ga ada yang pernah kena syndrom alaaay sebelumnyaaaaaa~! (Pa Ujang, jangan nunjukin senyum yang mojokiiiiin setelah baca ini XP), tapi sealay-alaynya aku dulu dalam gaya tulis-menulis, tapi pernah loh aku mimpi buat bikin novel kaya Ken Terate dan Andrea Hirata :D tapi versi alaynya -,- aku ceritain semua tentang kisah hidup aku, dari awal lahir... TK... SD.... SMP...SMA, terus prestasi-prestasi yang pernah aku capai, cerita tentang orang-orang yang sangat full of meaning dalam hidup aku... wait, kayanya itu mah autobiografi deh namanya -,- #euuuuuh bubar bubaaaaaaarrrrrr...

Huehehehe sengaja aku rubah jadi 10, takutnya 3 mimpi lagi terlalu aneh atau gimanaaaaa gitu yaaaaa :D hmm dari mimpi-mimpi aku cuma bisa ditarik kesimpulaaaan, kalau ternyata setiap mimpi yang aku pikirkan sekarang adalah selalu berujung pada........ tokoh yang bernama Pa Ujang. hahahaha semua mimpi yang aku ketik di sini sifatnya fiksi, kecuali mimpi tentang life with Pa Ujang hmmmm ah..... #abaikan

Sabtu, 03 Maret 2012

PART 2, 10 mimpi yang berujung pada... (pada apa hayooo?)

3. Jadi Filsuf sejati
"Orang yang bisa membuat filosofi itu adalah orang yang cerdas", guru les aku pernah berkata demikian. Pingin laaah aku jadi orang cerdaaas, dan akhirnya aku pun bermimpi suatu saat akan membuat filosofi dari semua kata benda yang sekiranya bisa aku jadiin filosofi hidup, cinta, atau apalaaah itu. terus kalimat2 filosofi itu aku bukukan, kira-kira banyaknya halaman di buku itu mencapai 2 rim, dan in the end itu buku bakal aku kasihin ke Pa uzang sebagai hadiah anniversarry pernikahan yang ke 50 tahun hahahhaha >:D #planktonketawa

4. Jadi Psikolog Pembaca kepribadian
Betapa kerennya aku kalau bisa membaca pikiran orang lain lewat wajah mereka. Psikolog yang terlatih pasti membaca kepribadian orang lewat bentuk hidung, mulut, mata, atau kerutan wajah. Beda dengan akuuuu, psikolog jadi2an yang dengan canggihnya bisa membaca pikiran dan kepribadian orang lewat bentuk gigi, bulu hidung, ataupun bentuk upil. Tau lah yaaaa, upil itu adalah segumpal kotoran yang berhasil tersaring oleh lendir yang dihasilkan oleh kelenjar penghasil lendir dalam hidung tapi sudah mengalami reaksi pengsolidan sehingga wujudnya menjadi lebih padat. (OMIGOD, bulu hidung gw berdiri semuaaaaaa ngomogin upil~) hahhaaha syarap. Waspadalah Pa Uzang kalau2 upilmu aku teliti suatu hari nanti.... #JLEGEEEER!!

9 mimpi lagiiiii nanti ajaaaaa ah :D

Kamis, 01 Maret 2012

10 mimpi yang berujung pada... (pada apa hayooo?)

Hahahaha... (nape lu?) hahahaha syndrom akut aku kambuuuuh, tamparin dong #PLAAAAK!! buset pipi aku jadi kaya kecoa kegencet gajah -,- openingnya error huahahaha #cape ah.

Dan akhirnya aku bisa olahraga jari lagi setelah sekian lama menempuh dimensi waktu yang tak terdefinisikan karena ga kerasanya waktu hidup di bumi, huaaaaaaaaa~  #inget kematian

Sesi kali ini, aku mau ngecaprukin mimpi-mimpi abstrak aku yang ternyata selalu berujung pada suatu titik, dimana titik itu adalah titik yang cerah, tapi secerah-cerah titik kalau cuma titik ya ga bakal kelihatan, itulah filosofi mimpi aku. berikut adalah uraian dari sigma mimpi devina:

1. Jadi Maestro, Musisi, Profesor di bidang musik, dan Seniwati
hahaha cita-cita nomor satunya aja udah beranak gini -,- mimpi ini membawa pikiran aku melayang ke 10 tahun mendatang, tatkala (inget bu oom) diriku dan dirinya benar-benar bersatu dan menciptakan suatu gebrakan di industri musik tanah air, misalnya lagu daerah "lengser wengi" dikolaborasikan dengan iringan grand pianonya Pa Uzang (ngaruksak beuuuuh), lalu kami pun menjadi terkenal karena dianggap menghasilkan suatu asimilasi musik yang gagal. hahahahah walaupun gagal yang penting ada Pa Uzang deh yaaaaaaaa~

2. Jadi Ilmuwan musik
Asik nih, ilmuwan yang jago musik. Langsung di next ke 10 tahun mendatang... terbersit di otak buat bikin eksperimen tentang paduan suara katak dan kodok dipinggir rumah yang cuma ngadain konser sesudah banyak genangan air, tentunya proudly observe with Pa Uzang (lagi).
Kebayang kalau nanti percakapannya kaya gini:

"Hey sayang, mengapa katak ini bernyanyi setelah turun hujan? Coba kau cari alasan yang paling ilmiah", Pa Uzang bertanya.

"Haaaaaa kau tidak tau? katak ini menunggu hujan karena setelah hujan turun, beribu jenis paramecium, amoeba, dan hewan yang tubuhnya bertipe prokariotik dan eukariotik akan berkumpul dalam genangan air tersebut hanya untuk mendengarkan katak-katak ini bernyanyi..."

Pa uzang: "Hmmm... kita cerai besok yuk!", dan titik cerah itupun langsung menghilang.

Bitaaaaaaaaan, 11 mimpi lagi dilanjut kapan-kapan :D