Pages

Devina's notes


Selasa, 02 Agustus 2011

Jangan Takut Bermimpi


“Kau pilih mana, menjadi satu-satunya pohon tinggi namun yak ditemani pohon lain, atau menjadi pohon yang memiliki tinggi sejajar dengan yang lain namun tidak merasa sendirian?”

Kim Sam Dong, salah satu tokoh dalam serial drama Dream High pernah berkata bahwa, “Menjadi yang nomor satu itu artinya kesepian.”
Serupa dengan pohon tertinggi yang menjulang di hutan penuh rawa. Jika direnungkan, hal itu memang benar. Saat kau ingin menjadi seseorang yang mempunyai mimpi lebih awal dari yang lain, kau akan dianggap bahwa kau adalah orang gila, orang yang gila akan mimpi. Sehingga banyak dari kita yang tidak berani untuk bermimpi. Kalaupun ada yang sudah bermimpi, kebanyakan dari mereka tidak berani mengatakan apa mimpi mereka pada orang-orang. Ada rasa malu, takut, dan perasaan-perasaan lain yang bercampur menjadi satu.

Tapi, renungi lebih dalam jika memang kau ingin menjadi pohon yang tertinggi. Kau tak akan menjadi pohon yang tertinggi selamanya, pohon lain juga akan tumbuh hingga tingginya sejajar dengan pohon tertinggi sekalipun jika memang pohon tersebut mempunyai jaringan-jaringan yang kuat. Lalu, haruskah pohon tertinggi itu menyerah untuk tetap tumbuh hanya karena dirinya merasa kesepian? Tidak. Pohon yang mengerti apa arti dari menjadi nomor satu adalah pohon yang akan mencari cara agar ia tetap bisa berteman dengan pohon lain. Kalian tau dengan cara apa? Yaa, pohon tertinggi itu akan tumbuh tinggi, namun pohon tersebut akan mengeluarkan ranting-rantingnya dari ukuran terbawah, agar bagian dari dirinya bisa merasakan arti kebersamaan dengan pohon lain.

Jadi, janganlah takut untuk menjadi pohon tertinggi, dalam artian janganlah takut untuk bermimpi menjadi seseorang yang bisa disebut nomor satu  jika kau bisa menangani langkah dari mimpimu itu.—DMP

Bahasa Kami


Aku menemukan sebuah pencerahan setelah membaca novel yang isinya merupakan cerita-cerita dari blog sang empunya. Mau tau apa yang menjadi cerah?

Hahahaha tepat sekali, aku akan mengubah bahasa baku ku menjadi bahasa “Lo-Gue, End!” saat menceritakan tentang kisah hidup ku yang fana ini :P #oke, dimulai dari sekarang.

Karena gue pikir bahasa yang asalnya dari betawi ini hampir setara dengan bahasa “Maneh-urang, enggeusan!” dalam suku sunda, yang artinya sama-sama bahasa yang sedikit kasar. Cling banget ga tuh otak gue?! xP dalam sesi ini, gue bakal nyeritain tentang bahasa Loe-gue-End yang lebih mendunia untuk orang asing daripada bahasa asli Indonesia (“Saya-kamu, berakhir!”)

Waktu itu gue lagi naik angkutan umum sama nyokap, malem-malem sekitar jam 7han. Tadinya mau naik bis, tapi gue akui gak ada bis yang lewat ke daerah Buah batu (eh, ada gak sih?), jadi gue nurut aja sama nyokap. Dan disinilah gue sekarang, di dalam angkutan umum jurusan Aircaheum-Airleunyi ditemani oleh lampu neon kuning yang redup. Setelah itu, gue dan nyokap turun di daerah bunderan Airbiru dan melanjutkan perjalanan dengan memasuki angkot Aircadas-Airbiru. Di sinilah sebenarnya awal dari cerita (terus tadi kenapa gue ngebacot ga penting? Tadi perkenalan bang, sabar :P)

Gue menunggu si sopir mengomando si angkot (ngetem istilah gaulnya). Pada detik ke 1007, datanglah orang negroid yang berkulit sedikit hitam (sedikit?) masuk ke dalam angkutan yang sama. Gue ngeliat ke arah itu orang dan mulai bercuriga ria. Eeeh gua udah curiga sama dia, tapi itu orang malah curcol sama nyokap gue. Dengan logat bahasa yang ba-bi-bu, dia ngomong kalau dia kesasar di Bandung, terus dia dateng dari Jakarta dan dititipin sesuatu sama seseorang untuk seseorang yang lagi ada di Bandung padahal dia belum pernah ke Bandung (rumit banget ya hidup lo bang!), terus nyokap gue malah bertanya-tanya, “dari mana asalnya de?”, dan orang itu bilang kalau dia asli dari India dan udah selesai kuliah di salah satu universitas Surabaya dan mengambil jurusan arsitektur, tapi dia sekarang tinggal di Jakarta (entah ngapain). Di sela-sela pembicaraan singkat itu, gue ngedenger dia menyebut kata tunggal untuk dirinya dengan kata “Gue”, tadinya gue pikir itu bahasa india untuk kata “Saya”, tapi ternyata itu bahasa Lo-Gue end! -,-“
Gue jadi berpikir, kayanya dia kuliah ngomongnya pakai bahasa inggris deh. Miris dah miriiiiis, baik si abang negroid itu ataupun bahasa Indonesia milik negara gue. (terus kenapa sekarang lo pakai bahasa lo-gue, end, Dev?!) oh gue kan cuma nyesuaiin sama temanya ajaaaaa Gan :D. Yah pokoknya untuk semua remaja atau pun yang dewasa awal, gue mohon untuk ngomong pakai bahasa Indonesia yang baku kalau ada sobat dari negara asing, otreh? ;)