Pages

Devina's notes


Sabtu, 05 Januari 2013

Ayam Kampung

Tadi malam, sekitar pukul 19.00 WIB, saya sampai di rumah dalam keadaan basah kecebur got, karena terkena hujan gerimis sepulang dari tempat les. Alhasil setelah sampai di rumah, tas saya simpan di sofa dan melesat ke arah dapur karena rasa lapar yang tak tertahankan (tolong garis bawahi bahwa saya suka sekali makan).

Saya menengok ke dapur dan mendapati masakan ayam. Saya sudah mencurigai bahwa itu adalah Bukan Ayam Biasa, kalau disingkat menjadi BAB, yang ketenaran sudah menyaingi artis BBB, Bukan Bintang Biasa. Kecurigaan saya pun terbukti setelah saya mencoba satu gigitan pertama pada bagian paha si ayam, Krrrt..!  Dengan ganasnya saya menggigit, namun nihil, daging yang terambil hanya sebagian kecil karena tekstur ayam yang alot.

Sial, ini ayam kampung!

Sekarang tidak usah digaris bawahi, tapi cukup di bold saja. Saya tidak suka ayam kampung,
karena sifat dagingnya yang liat dan alot. Kalau orang luar negeri atau orang pandir yang tidak tau apa-apa mengenai keberadaan si Ayam Kampung, tatkala mencoba masakannya dagingnya, pasti berkata bahwa daging ayam yang mereka makan menggunakan formalin dicampur boraks sebanyak 1 liter lebih 37,5 milimeter kubik. Kasihan ya si Ayam Kampung, padahal kandungan gizinya lebih besar dari ayam kota, lebih berkualitas, dan.... dan..... ya... intinya lebih alot!

Tapi ada dua tips pribadi dari saya bila Anda hendak membedakan ayam kampung dan ayam berformalin. Perbedaannya terletak pada tulangnya. Untuk memastikannya, hal pertama yang dapat dilakukan adalah habiskan daging-daging yang menempel pada tulang ayam, lalu ketuk tulang ayamnya. Jika tulang sangat kokoh dan sulit digigit, itu asli ayam kampung. Tapi kalau tulang ayamnya keropos seperti terkena penyakit osteoporosis, maka Anda telah memakan ayam berformalin >:) yang kedua, Anda sajikan tulang-tulang tadi pada kucing peliharaan Anda. Bila tidak dimakan atau sudah termakan dan berujung pada kerusakan gigi pada kucing Anda, itu asli 100% ayam kampung. Tapi kalau tetap dilahap, siap-siap saja Anda mengalami phobia makan ayam kampung.

Persuasi dari saya adalah, mari berhati-hati dalam mengkonsumsi ayam kampung dan jangan sekali-sekali memilih ayam kampung yang belum teruji kekampungannya! >:D hahaha

Gracias ;-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar