Pages

Devina's notes


Jumat, 04 Januari 2013

Filosofi Cream

Tahun baru. Eh sekarang beneran tahun 2013 ya? masih bisa liat bintang ga nih? masih bisa liat belatung loncat ga ya? atau masih bisa liat kucing saya minum lewat septic tank ga nih? *loooh haha Ssstttt rahasia publik nih, jangan disebar!

Perayaan tahun baru dari tahun ke tahun buat aku cuma mengalami kemajuan yang seucrit. Bahkan aku lupa, tahun 2011 kemarin aku ngerjain apa ketika orang-orang meniup Saxophone KW 6, bikin konser paduan suara gagal yang diadaptasi dari jaman primitif, sambil ngirim nuklir (yang ngabeledugnya pingin kaya bom Hiroshima dan Nagasaki tapi ga pernah kesampean) ke langit. Well, apa dulu para leluhur kita selalu merayakan tahun baru seperti sekarang?? (......) Tidak ada jawaban guys. Leluhur kita sedang tidur, ngooook... hik! ngoook.. hik!

Kembali ke perayaan. Satu hari sebelum perayaan bakar-bakaran (apa saja) yang bisa dibakar, aku mengalami satu kejadian yang menaaskan bagi siapa yang melihat, kemudian memutarnya, lalu menjilatnya, lalu mencelupkannya ke dalam segelas susu. Peristiwanya hitam, sehitam biskuit tadi. Alhasil karena orang yang (sebaiknya kita sebut Mr.X) itu tidak memberikan cream putih di dalamnya, aku harus nyari sendiri pemanis si biskuit itu biar enak dikunyah.

Dan disinilah aku berada. Rumah Pak Wayan.
Aku tiba-tiba ngeliat Luh De yang lagi bercengkrama sama Keenan...  Setelah pulang dari sini akan ku ceritakan apa yang aku lihat pada Kugy...
Gubrak. marukana ieu film Perahu Kertas! -.-a

Ralat, aku ada di rumah guru les, untuk menjalankan acara bakar-bakar. Bakar arang, bakar batu bata, bakar angin, bakar perasaan *deuilah! Aku ga tega untuk bilang bahwa aku sama yang lain ngebakar ayam sama sosis, huaaa :'( episode berikutnya mungkin kita bakar orang.... orang utan maksudnya. Itupun kalau species mereka masih ada >:D huahaha...
Tapi tetep aja, tujuan utama aku untuk mencari cream putih ga kunjung ada. Kenapa sih nih?

Habis bakar-bakaran, ya harus ngapain lagi selain makan apa yang udah dibakar? Ayam dan sosis plus bonus nasi pun aku makan. Selanjutnya, perasaan yang kebakar juga aku lahap, masih lapar. Lalu... stop aja deh kayanya, kalau dilanjut nanti jadi pertunjukan kuda lumping dadakan, lupakan nasib arang, angin, sama batu bata yang udah dibakar juga. Mereka gosong, jadi ga bisa dimakan :p

Sekalipun aku kenyang, cream putih manis tetep belum aku makan.
Sekalipun aku ngiceupin mata, cream putih ga akan tiba-tiba ada depan hidung,
Sekalipun aku muntah, itu muntahan ga akan pernah jadi cream putih yang rasanya manis! Enek yang ada. Apa aku bilang, naas banget kan. Akhirnya, aku pilih pulang ke rumah, tepat pukul 10 malam.

Di rumah, aku.... aku... eu.... tuuuut....
(Itu bukan suara TV rusak, aku kentut barusan hahaha XD)
Aku mencoba menghibur diri karena mengalah pada nasib yang ga akan pernah nemuin si cream putih manis. Aku bikin 40 butir UU Resolusi TAP/DMP/No.2013, yang selanjutnya aku tempel di samping tempat tidur yang sedang bekerja, menunggangi kuda supaya baik jalannya, HEY! -,-
Hingga pukul 1 dini hari, aku pun mengistirahatkan mata yang sedari tadi ngiceup-ngiceup ga berhenti, berharap menemukan keajaiban keesokan harinya...

Dan tanggal 1 Januari pun telah datang! Aku nyari keajaiban apa yang terjadi. ya ampun! Keajaiban! Kertas resolusi yang aku bikin tadi malam, coplok... hosh... -_-a
Aku tempel lagi. Jahat banget yang tengil ngejatuhin Resolusi gue!
Siangnya, aku memusnahkan filosofi tadi malam dengan membeli Oreo, tapi tidak dengan cream putih, melainkan cream ungu hahaha :D

Kandungan cerita kali ini adalah, baru berusia 5 bulan. Eeeeh salah, maksudnya, kalaupun kita ga nemu si cream putih yang bikin kita ceria seperti dulu, carilah si cream ungu yang bikin kita merasa sedikit lebih baru. OK guys? ;-)

Hasta La Vista ^^/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar