Pages

Devina's notes


Kamis, 24 Januari 2013

Elegi Roman

Don't you remember...
Don't you remember...
The reason you loved me before...

Suara Adele bergema di ruangan sempit nan kuning ini. Sudah 3 hari lalu Fedrika merasa lirik lagu yang sedang ia dengar begitu pas untuknya. Belum lagi setelah membaca catatan kecil dari pria itu. Pria yang selama ini ia kenal, namun penuh dengan hal tersembunyi, bahkan terlalu banyak hal yang disembuyikan, tidak terkuak.

Ketika membuka lembar pertama catatan hitam itu, terdapat tulisan balok yang rapih, menceritakan alur cerita yang sangat sistematis, polos, tak ada konflik rumit, tak ada kata-kata metafora ataupun majas seperti pada puisi. Sangat sederhana. Saat lembar terakhir Fedrika baca, ia merasa cerita yang baru saja ia baca membawa ia berkelana ke suatu latar, mengikuti kemana pikiran penulis berlayar. Sayangnya, cerita ini terlalu tidak adil untuk semua tokoh yang terlibat di dalamnya. tidak ada akhir.

Kemana akhir cerita ini pergi? Fedrika bertanya dalam hati. Cerita ini terlalu semu, bahkan terlalu semu untuk disebut mimpi. Mimpi ini tidak berujung, entah menemukan jembatan yang telah runtuh atau jembatan yang diruntuhkan oleh pembuat jembatan itu sendiri.

Yang Fedrika pikirkan, ia ingin masuk ke dalam latar itu.
Ia ingin nama pena nya ikut diseret ke dalam cerita itu oleh penulis.
Ia ingin mengubah dentingan dalam cerita itu menjadi lebih merdu, bukan teriakan seperti pada film action ataupun horror.
Yang Fedrika tau, ia ingin mengubah komposisi Elegi roman ini menjadi Roman murni.
Karena dengan begitu...

...Aku mohon padamu ya,
Tidak akan pernah ada yang bisa mengubah cerita ini.
Penulis manapun tidak akan ada yang bisa mengubahnya!...

Sudah kesekian kali, Fedrika kalah. Kali ini ia pun harus mengalah lagi. Ia selalu mencoba membaca situasi, tapi pria ini tidak pernah mencoba mendengar apa yang Fedrika baca. Pria ini tidak pernah ingin membagi dunianya, bahkan mengizinkan Fedrika menyentuh mimpinya. Tidak pernah mengerti bahwa kasih sayang yang ia miliki terlanjur mengalir dan bermuara. Fedrika hanya diizinkan menjadi pengamat sejati, bukan praktisi.

Pria seperti inilah yang kau kasihi, Fedrika?

Why don't you remember...
Don't you remember...
The reason you loved me before...

Reason, alasan. Fedrika tidak pernah bisa menemukan alasan mengapa rasa ini harus berlabuh pada pria yang menulis mimpi lamanya ke dalam bentuk cerita. Seandainya Fedrika tau alasannya, ia akan sangat mudah melupakan satu tahun perjalanan hidupnya bersama pria ini.

Seandainya Fedrika dan Sang penulis tau...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar