Pages

Devina's notes


Kamis, 10 November 2011

Belatung Loncat

Kutu Loncat? pasti udah sering denger.


Katak Lompat? juga udah ga aneh.


Pocong lompat? tabu tapi hangat diperbincangkan.


tapi kalau BELATUNG LOMPAT? ya ampun, kapan lagi coba orang awam kaya aku ngelihat fenomenal unik yang sedemikian :D> mau tau cerita lengkapnya? baca aja kalau ga pusing :p

Pagi itu aku lagi mau sarapan, biasalah kegiatan rutin sebelum berangkat sekolah. Aku nyiapin 1 porsi nasi dengan lauk pauknya, disini keadaan masih terkendali. tapi setelah aku duduk di meja makan dan ngeliat ke arah piring... kok ada yang gerak ya dipinggir piring... bentuknya panjang kaya sebutir nasi, warnanya juga putih, tapi.. loh loh  loooooooh itu belatuuuuung >,< mata aku langsung ngirim impuls ke otak, terus otak ngirim ke tangan, tapi impuls yang dikirmkan oleh otak belum cukup kuat buat bikin tangan aku  bergerak, alhasil naluri mata aku lebih kuat daripada si tangan, akhirnya aku pun nonton film gratis, judulnya "si belatung.

Eh pas lagi asik-asiknya nonton itu hewan, si hewan tiba-tiba ngelipet badan dia, 1 detik 2 detik 3 detik... tuiiiing! eeeeh tu belatung lompat dari piring dan mendarat dengan sempurna ke maja makan. buat ngitung jarak jangkauannya, boleh lahh ya pakai rumus benda yang akan bergerak pada bidang miring dengan koefisien lompat 90 derajat -,- *plak!

terus si belatung jalan dulu beberapa detik dan melakukan gerakan yang sama, lompat lagi! dan terus kaya gitu sampai dia mendarat di lantai. What an amazing belatung X( oh belum tau ya asal muasal dari belatungnya? ternyata dia datang dari tumbuhan yang memiliki harum yang khas, bentuknya bulat-bulat, dan biasa dijadikan istilah untuk bentuk kuku. perlu diperjelas? ga usah ah, rahasia keluarga dari suku sunda ini hehe

tapi ajaib, saking bingungnya sama film gratis tadi, aku masih bisa ngelanjutin sarapan di piring yang tadi dijadiin tempat parikir si belatung, PASTINYA TU BELATUNG GA KENA KE MAKANANNYA YAAA -,-", gue ga sejorok itu geelaaaaaa. sengganya, aku jadi tau kalau species belatung itu emang ada yang bergerak dengan cara melompat, dunia ini memang sempit bahkan untuk rute lompat seonggok belatung, #bdezig! ~_~

Rabu, 02 November 2011

Cinta bertepuk sebelah kaki

Sudah bukan hal yang tabu lagi kalau remaja-remaja yang umurnya hampir produktif (berkisar antara 14-17 tahun) mengalami fase "puberty in progress", terutama bagi kaum hawa. Tapi perlu diketahui juga tidak semua kaum hawa bisa sukses dalam urusan ngeceng-mengeceng idolanya masing-masing. Lantas apa yang perlu dilakukan bila idola kita secara tegas menolak kehadiran kita dalam hidupnya?

Cukup dengan berkata, "Kau dan aku memang takkan pernah bisa menyatu... Soalnya kalau kita bersatu, berarti kita adalah reinkarnasi dari amoeba yang dulu pernah membelah dong", doeng!

Tapi itu lebih baik daripada terus meratapi nasib teracuhkan oleh idola sendiri. Berbeda halnya bila kita sudah menyukai seseorang, tapi hadir ke dalam hidup kita seseorang yang tidak kita sukai sama sekali. maka berdoalah untuk sang kecengan dalam hati:

"Aku hanya ingin kau berdoa, 'semoga kau tak bahagia dengannya' karena aku tau ada banyak kebahagiaan yang kau sembunyikan di balik do'a itu", doengkuadrat! hahaha :p

yah artikel ini hanya sebagai pencaprukan dari naluri sya untuk memotivasi orang yang tak terperhatikan oleh kecengannya, semoga motivasi-motivasi yang lainnya bisa lebih memotivasi anda untuk lebih geje dalam menghadapi kecengan anda yang acuh :D>

Senin, 31 Oktober 2011

Ibu Bendaharta, that's me.

Dari jaman SD, budaya menabung emang udah kentara banget dipraktekan di lingkungan siswa, baik itu menabung untuk kelas maupun menabung untuk perindividu.

Aku inget banget, dulu waktu SD kelas 4 sekitar tahun 2004, aku udah kepilih jadi bendahara kelas yang mengurusi pembayaran uang kas dengan harga Rp. 500,-/minggu. Kelas 5 dan kelas 6 aku lupa, jadi bendahara kah juga atau malah jadi ketua kelasnya B)

Tapi pengalaman jadi ibu bendaharta juga aku dapatin waktu kelas 1 SMP sampai kelas 2 SMP. Ga bosen deh megangin uang orang yang jumlahnya kadang ga sedikit itu. Untuk kelas 3, jabatan bendaharta ku di vacuum dan digantikan oleh teman terbaikku, kusmiati sukmana :) hehehe

Alhasil, kebiasaan menyimpan uang orang ini terbawa sampai aku SMA. karier menjadi bendahara pun aku lanjutkan dari kelas X hingga kelas XI (sekarang). Jumlah uang yang sudah pernah ku pegang kira-kira ada Rp 15.000.000,- karena maraknya pengkomersialan di sekolah >:)

Projek kelas ku, kelas XI A 3 tahun 2011 ini adalah menabung untuk liburan akhir nanti, saat kami hendak berpisah untuk menuju ke galeri pintu masa depan masing-masing. Aku jadi ingat dulu semasa SD, kelas ku juga punya buku tabungan khusus yang memang menjadi sarana untuk menyisihkan uang jajan. Nah, mengikuti jejak dulu, kelasku juga akan menggunakan metode yang sama dalam menabung, yaaa semoga semuanya ikut berpartisipasi  untuk menabung yaaa... ;)

Minggu, 30 Oktober 2011

Pianist Classic : tanda tangan Frederic Chopin

Untuk entri kali ini, mari membahas hal yang sedikit mengisi pengetahuan kita tentang musik, lebih tepatnya pianist classic.

Kalian tau Frederic Chopin? terkadang pianist classic ini dipanggil hangat dengan nama "Chopin". Beliau lahir di Polandia pada tanggal 1 Maret 1810 dan meninggal pada tanggal 17 Oktober 1849. Ibu dari Chopin adalah orang asli Polandia, sedangkan ayahnya adalah seseorang yang melepas kewarganegaraannya (ekspatriat). Walaupun ia hidup dalam kurun waktu yang relatif singkat, tapi ia berhasil mengukir sejarah yang tentunya tak akan pernah dilupakan oleh penduduk dunia.

Biografi lengkap dari Chopin bisa dilihat langsung dalam wikipedia karena saya pun banyak tahu tentang Frederic Chopin dari sana :p hehehe Tapi, apa yang membuat saya tertarik pada Chopin? Salah satunya tentu karena permainan piano classic yang rumit, romantis, dan membuat saya serasa berada di dunia konser tunggal miliknya ketika mendengarkan lagu-lagunya. Yang kedua, saya tercengang saat menscroll mouse ke bawah laman wikipedia dan menampilkan tanda tangan dari Frederic Chopin. Ingin lihat? ini dia tanda tangannya :


Sadar akan sesuatu? Benar sekali, tanda tangan yang dibuat oleh Chopin ini menggunakan sistem pencerminan! Kejeniusan dan aura dari Chopin ini sudah bisa terlihat walaupun hanya dari tanda tangannya. Gambar ini bisa saja dimanipulasi oleh komputer, tapi saya percaya bahwa Chopin memang mampu membuat tanda tangan yang serupa lewat tangannya sendiri. Begitu melihat tanda tangan ini pun saya jadi ingat akan suatu hasil penelitian yang berbunyi : "Kesuksesan seseorang bisa dilihat dari tanda tangannya, lihat apakah tanda tangan orang tersebut berakhir dengan garis ke atas, mendatar, atau ke bawah", percaya atau tidak? untuk Frederic Chopin, sepertinya kesimpulan penelitian ini memang berlaku yaa...

Selasa, 02 Agustus 2011

Jangan Takut Bermimpi


“Kau pilih mana, menjadi satu-satunya pohon tinggi namun yak ditemani pohon lain, atau menjadi pohon yang memiliki tinggi sejajar dengan yang lain namun tidak merasa sendirian?”

Kim Sam Dong, salah satu tokoh dalam serial drama Dream High pernah berkata bahwa, “Menjadi yang nomor satu itu artinya kesepian.”
Serupa dengan pohon tertinggi yang menjulang di hutan penuh rawa. Jika direnungkan, hal itu memang benar. Saat kau ingin menjadi seseorang yang mempunyai mimpi lebih awal dari yang lain, kau akan dianggap bahwa kau adalah orang gila, orang yang gila akan mimpi. Sehingga banyak dari kita yang tidak berani untuk bermimpi. Kalaupun ada yang sudah bermimpi, kebanyakan dari mereka tidak berani mengatakan apa mimpi mereka pada orang-orang. Ada rasa malu, takut, dan perasaan-perasaan lain yang bercampur menjadi satu.

Tapi, renungi lebih dalam jika memang kau ingin menjadi pohon yang tertinggi. Kau tak akan menjadi pohon yang tertinggi selamanya, pohon lain juga akan tumbuh hingga tingginya sejajar dengan pohon tertinggi sekalipun jika memang pohon tersebut mempunyai jaringan-jaringan yang kuat. Lalu, haruskah pohon tertinggi itu menyerah untuk tetap tumbuh hanya karena dirinya merasa kesepian? Tidak. Pohon yang mengerti apa arti dari menjadi nomor satu adalah pohon yang akan mencari cara agar ia tetap bisa berteman dengan pohon lain. Kalian tau dengan cara apa? Yaa, pohon tertinggi itu akan tumbuh tinggi, namun pohon tersebut akan mengeluarkan ranting-rantingnya dari ukuran terbawah, agar bagian dari dirinya bisa merasakan arti kebersamaan dengan pohon lain.

Jadi, janganlah takut untuk menjadi pohon tertinggi, dalam artian janganlah takut untuk bermimpi menjadi seseorang yang bisa disebut nomor satu  jika kau bisa menangani langkah dari mimpimu itu.—DMP

Bahasa Kami


Aku menemukan sebuah pencerahan setelah membaca novel yang isinya merupakan cerita-cerita dari blog sang empunya. Mau tau apa yang menjadi cerah?

Hahahaha tepat sekali, aku akan mengubah bahasa baku ku menjadi bahasa “Lo-Gue, End!” saat menceritakan tentang kisah hidup ku yang fana ini :P #oke, dimulai dari sekarang.

Karena gue pikir bahasa yang asalnya dari betawi ini hampir setara dengan bahasa “Maneh-urang, enggeusan!” dalam suku sunda, yang artinya sama-sama bahasa yang sedikit kasar. Cling banget ga tuh otak gue?! xP dalam sesi ini, gue bakal nyeritain tentang bahasa Loe-gue-End yang lebih mendunia untuk orang asing daripada bahasa asli Indonesia (“Saya-kamu, berakhir!”)

Waktu itu gue lagi naik angkutan umum sama nyokap, malem-malem sekitar jam 7han. Tadinya mau naik bis, tapi gue akui gak ada bis yang lewat ke daerah Buah batu (eh, ada gak sih?), jadi gue nurut aja sama nyokap. Dan disinilah gue sekarang, di dalam angkutan umum jurusan Aircaheum-Airleunyi ditemani oleh lampu neon kuning yang redup. Setelah itu, gue dan nyokap turun di daerah bunderan Airbiru dan melanjutkan perjalanan dengan memasuki angkot Aircadas-Airbiru. Di sinilah sebenarnya awal dari cerita (terus tadi kenapa gue ngebacot ga penting? Tadi perkenalan bang, sabar :P)

Gue menunggu si sopir mengomando si angkot (ngetem istilah gaulnya). Pada detik ke 1007, datanglah orang negroid yang berkulit sedikit hitam (sedikit?) masuk ke dalam angkutan yang sama. Gue ngeliat ke arah itu orang dan mulai bercuriga ria. Eeeh gua udah curiga sama dia, tapi itu orang malah curcol sama nyokap gue. Dengan logat bahasa yang ba-bi-bu, dia ngomong kalau dia kesasar di Bandung, terus dia dateng dari Jakarta dan dititipin sesuatu sama seseorang untuk seseorang yang lagi ada di Bandung padahal dia belum pernah ke Bandung (rumit banget ya hidup lo bang!), terus nyokap gue malah bertanya-tanya, “dari mana asalnya de?”, dan orang itu bilang kalau dia asli dari India dan udah selesai kuliah di salah satu universitas Surabaya dan mengambil jurusan arsitektur, tapi dia sekarang tinggal di Jakarta (entah ngapain). Di sela-sela pembicaraan singkat itu, gue ngedenger dia menyebut kata tunggal untuk dirinya dengan kata “Gue”, tadinya gue pikir itu bahasa india untuk kata “Saya”, tapi ternyata itu bahasa Lo-Gue end! -,-“
Gue jadi berpikir, kayanya dia kuliah ngomongnya pakai bahasa inggris deh. Miris dah miriiiiis, baik si abang negroid itu ataupun bahasa Indonesia milik negara gue. (terus kenapa sekarang lo pakai bahasa lo-gue, end, Dev?!) oh gue kan cuma nyesuaiin sama temanya ajaaaaa Gan :D. Yah pokoknya untuk semua remaja atau pun yang dewasa awal, gue mohon untuk ngomong pakai bahasa Indonesia yang baku kalau ada sobat dari negara asing, otreh? ;)

Senin, 11 Juli 2011

Kelas yang terbagi

Oh... XI A 3, semoga aku bisa menjadi semen dari dindingmu! #kebodohan lainnya.

Tepat sekali, hari ini aku masuk kelas IPA 3 untuk 2 tahun ke depan. Kata temen-temen yang lain sih kelas IPA 3 udah kaya kelasnya VG (ekskul vocal group) karena 5 orang yg jadi anggota VG pada ngumpul di kelas ini. Kayanya sih bakalan asik, tapi kita tunggu aja tanggal asiknya :D

Tapi satu hal yang disayangkan dipandang dari sudut orang pertama (itu aku!), yaitu... harapan untuk bisa sekelas dengan orang yang bernama... sebut saja dia ‘baek seung jo jadi-jadian’ (tau kan baek seung jo? Itu loh yang di film playful kiss! Search sekarang juga kalau ga tau hahaha) gugur. Padahal itu adalah harapan yang aku torehkan antara hidup dan matinya cinta platonik ku (?!), hahah maksudnya cinta platonik itu kita suka sama seseorang tapi cuma bisa mandangin dia dari jauh doang, itu juga kalau ga salah sih, aku baca dari novel soalnya B-)  Harapan yang aku ucapkan waktu selesai shalat dan sujud syukur adalah... “Ya Allah, kalau aku sekelas sama si Seung jo jadi-jadian berarti dia emang Seung Jo bobodoan yang Engkau takdirkan untukku... Tetapi jika Engkau berkehendak lain, aku akan berhenti menjadi fans beratnya...”. Bisa bayangkan ekspresiku saat mengatakan do’a tersebut? Ahahaha yang pasti, aku berdo’a dengan penuh harap dan penuh air mata yang berwujud gas (oke, itu artinya aku tidak menangis sama sekali :P). Mari simpan di sarang semut terdalam soal harapan keguguran ini, karena...

Tadaaaaaaaaaaaaaaaaa!

Salah satu temanku yang kebetulan sekelas bersama Seung Jo jadi-jadian, berharap bisa berganti kelas dengan ku! O-oooow. Aku langsung merasa memakan buah delima, jadi dilema deh boooo -,-
Bayangan-banyangan wajah pemain drama korea playful kiss bermunculan dengan bergantian, bayangan bahwa aku adalah Oh Ha Ni jadi-jadian yang akhirnya bisa dekat dengan Seung Jo jadi-jadian. (Stoooooop! Otakku sudah terkontaminasi film korea, aaagrrrrrhhh!)
Tapi kemudian aku berpikir lagi... Bagaimana kalau ternyata si Seung Jo palsu menolak kedatanganku sebagai fans di kelas artisnya?? Doeng! Mending ga usah deeeeeeeeh -,-
Dengan pemikiran yang dipanggang selama kurang lebih 15 menit dengan suhu 3400 celcius itu, akhirnya aku memutuskan untuk menjawab... “Tidak teman, aku akan tetap disini...”, hahahah geuleuh banget deh ah kata-katanya, kaya telenovela, tapi yang aslinya ga kaya gitu kok tenang :D. Setelah itu, aku mengupdate doaku tentang seung jo palsu dan untuk ku sendiri, isinya begini...

 “Wahai Seung jo jadi-jadian, aku harap aku bisa berhenti mengetikkan nama palsumu di entri blog-ku sekarang juga...”  #sigh (--,)

Selasa, 28 Juni 2011

07 Juni, Miu melahirkan?

“Miaw miaw miaaawwwwwwwww!”, Miu berisik sekali siang ini. Oh mungkin kepalanya pusing karena dia sedang hamil entah berapa bulan. Miu terlihat mencari sebuah tempat sambil terus berteriak miaw miaw dan miaw, hingga akhirnya dia menemukan sebuah celah yang menurutnya bagus untuk dijadikan tempat ritual kucing hamil (Apa lagi kalau bukan melahirkan?). Ruangan itu terletak di lantai 2, tepatnya di celah gelap di bawah lemari usang yang sudah tidak terpakai lagi. Sang pahlawan Ibuku mengerti, dan membawa kardus yang sudah disediakan di lemari yang ditunjuk oleh sang jabang bayi kucing yang sudah tidak sabar ingin melihat bagaimana tampang ibunda tercinta yang sudah berani membentuk mereka hingga mereka harus terjun ke dunia yang luas ini, bangun menuju peradaban dunia yang kurang jelas (lebe banget sih -,-). Baiklah, Miu ini kucing yang sangat manja karena (menurutku) dia kucing yang malang namun beruntung. Mengapa? Karena dia pernah keguguran saat hamil untuk yang pertama kali, bayangkan saja, waktu kehamilan yang harusnya menjadi yang pertama kali itu, dia mengeluarkan 3 janin! Luar biasa bukan? 3 janin yang belum terbentuk sempurna, masih kental seperti pudding dan warnanya merah muda kepink2ngan, diperparah dengan apa yang dilakukan oleh Miu setelah itu. Mau tau apa yang dilakukannya? (Bagi yang ingin menjadi dokter hewan ini sangat penting, jadi baca baik-baik), dia... diaaa.... diaaaaaaaaaaaaaaaa.... Memakan janinnya sendiri! Yikes! Tiap membayangkannya saja aku jadi mual.

Beberapa jam sudah berlalu, ibuku dengan sigap namun sebenarnya sedang tidak enak gigi itu (aku serius!) segera memeriksa Miu, dan... Tada! Miu melahirkan 3 bayi kucing (lagi?). 2 dari mereka berwarna kuning dan satu lagi berwarna nyaris mirip dengan ibunya. Padahal papa dan mama sudah berharap akan ada generasi ke 2 yang warna bulunya sebanyak 3 macam (apa saja yang penting 3 macam!), tapi ibuku kemudian berpendapat, “Katanya kalau anak yang dilahirkan oleh kucing warnanya mirip dengan ibunya, dia akan memakan bayinya itu”, well... Kenapa kucing suka sekali memakan anaknya sendiriiiii?!! Aku jadi illfeel dengan kucing. Tapi tak papa, yang penting Miu selamat begitupun dengan ketiga bayi kucingnya yang merupakan reinkarnasi dari 3 bayi yang dimakan oleh Miu sebelumnya. Hahaha aku jadi membuat kesimpulan sesat, Miu bisa me-recycle bayinya sendiri! #bodoh -,-

The triple garut (versi Season)

Jeng jeng jeng...!
Berawal dari ajakan sang ketua “Season” yang merekomendasikan untuk berlibur ke Garut (tepatnya ke rumah saudara Garutnya) di saat-saat terakhir menjelang perpisahan kenaikan kelas, acara yang “merekatkan” season pun terjadi. Namun naasnya, sang ketua yang mengusulkan dengan nyelekitnya bilang kalau dia tak bisa ikut (semoga nilai rapotmu dapat berubah dengan pengorbanan ini mybro :))
Kami dengan tangan terkepal kuat seperti leupeut, tekad membulat seperti pegulat, dan berani seperti berina (oke, ini maksa -,-) mencoba tetap bertahan mempertahankan rencana liburan yang sudah terlanjur terumbar ini. Lukman, Amar, dan Ridzal dengan susah payah mencari bus termurah dan terbagus untuk liburan kami, walaupun uang yang dipegang tak jamin bisa mencukupi kebutuhan liburan kami untuk sehari ini, namun mereka tetap... BERJUANG! Subhanallah sekali... Bukan?? (kata ketua BGA)
Hari yang ditunggu pun datang tanpa diundang. Kami semua berkumpul di kampus SMAN 24 tercinta pada tanggal 28 Juni 2011 (dengan saksi pak abdul, tituit!) dan menunggu kedatangan ketuplak (mybro Lukman) dan ketusum *ketua konsumsi (mysist Shofa) yang menjadikan mereka mendapatkan predikat the ngaret. Kami pun berangkat menuju kota dodol itu. (Cekedot pak supiiirman!)
Tempat yang pertama didatangi adalaaaah Candi Cangkuang. Cuma foto2 doang sih di sana. Tapi aku masuk ke Museum mini nya, jadi lumayan ada ilmunya dikit (padahal cuma baca tentang penampakan yang pernah keambil kamera di candi tersebut sama Meiga, dari kamera orang lain pula, beuuh -,-). Dilanjut lagi ke Kawah Kamojang yang geeeeelaaaa jauhnya minta makan! Hahaha beneran lagi, sampai di kawah kita malah makan siang berjamaah dulu di bis sekalian nunggu hujan reda. Makan dan hujan selesai bersamaan, kita pun berlanjut mengeksplorasi kawah tersebut. Bau belerang berkata “welcome” dan suara bising dari kawah nyemprot (maksud?), bapak2 (atau kakek2 ya?), botol2 yang berterbangan, asap rokok yang disemprotkan, ah pokoknya mah kalau kata orang Prancis Prapatan Ciamis mah, “Sagala aya nu matak lieur teh!”, *segala ada yang bikin pusing tuh.
Sampailah pada tempat yang jadi triple piGarutas *pitagoras, yaituuuu... Cipanas! Ritual orang kanker *kantong kering, yang wajib untuk dilakukan itu pasti tawar menawar. Tapi sebagai tourist yang baik, kami masuk duluan ke tempat ngojay *renang dan membiarkan Lukman dan Irung bertransaksi. Ga enaknya, di sana kita malah disambut secara tidak formal sama penghuni terdahulu. Sebut saja mereka the Boloho gank. Geeeelaaaaaa style nya kaya yang mereka bakalan masuk surga gitu loh! Mesum di kolam renang bo, udah gitu pada ngerokok! Cowoknya mending, lah ini cewek2nya pada ngikut! Udah cantik begitu kok ngerokok sih! Bikin anyep! (nyantai bung) fokus fokus...
Akhirnya telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa, mengantarkan rakyat sepuluh satu ke depan pintu gerbang kolam renang! (geje, biasaaaaa) kita pulaaang dengan membawa sejuta rasa (ga tau tuh rasa apa aja, ada rasa coklat biskuit ga mba? *Lu pikir pop iceu!), dan capai tentunya. Tapi di bis kita kembali beraksi dengan MENGGOSIP. Hahaha mulai dari cerita hantu (Engguh, berhenti dadah dadah lemah gemulai! Amarudin, berhenti melotot!), guru X-1, sampai teman seperjuangan juga masuk dalam list. Kalau buat aku sih hari ini hari yang “ngeh” gitu, maksudnya... sweet moment untuk iklan gula tropic**aslimnya pas banget. Jadi, terimakasih untuk satu hari yang singkat namun berkiat ini kawan-kawan. Terimakasih juga untuk do’a seluruh individu yang turut mendo’akan kelancaran acara ini. ^^
Jika Tua Nanti Kita T’lah Hidup Masing-masing,
Ingatlah Hari Ini..
ProjectPop_Ingatlah Hari Ini

Sabtu, 16 April 2011

Study or Tour (with chief monkey)

pengertian study tour? perlu dijelaskan?? (oke, yang punya tugas mencari pengertian dari kata study tour, mohon jangan di copas, karena pengertian yang akan saya tulis itu ngaco 100% :D hehe), jadi study tour itu adalah kegiatan dimana suatu organisasi besar (contoh: sekolah) berkunjung ke suatu tempat dengan tujuan belajar sambil bermain dan berpiknik. Nah begitu kira-kira DeMireader. Langsung saja ke garis merah.

Hari ini, tepatnya tanggal 16 April 2011 (bertepatan dengan ultah teman saya), sekolah saya mengadakan study tour yang direncanakan akan dilakukan di Lembang, singkat cerita akhirnya kami benar-benar JADI go ke Lembang walaupun kegiatan ini baru pertama kali dapat terlaksana.

Awalnya saya dan teman-teman pergi ke patahan lembang, naik-naik ke puncak patahan lembang, tinggi-tinggi sekali (do=C, naik-naik ke puncak gunung), saat sampai di atas kami berfoto-foto ria dulu (sayang hp w300 saya lowbat dan tidak membawa kamera saya yang berwarna pink -,-), saya belum punya hasil fotonya (baik yang asli ataupun dalam bentuk file) karena waktu foto-foto saya nebeng ke kamera teman, nunggu di tag di facebook saja deh!

Berlanjut lagi, mudun ke bawah dan menuju tempat pemukiman penduduk Lembang, kami diberi tugas untuk mewawancarai salah satu penduduk yang bermukim di daerah situ. Aku, Fikri, dan Anyu berhenti pada salah satu pos yang berisikan 2 orang, kami pun berkata dengan sejujur-jujurnya ingin mewawancarai salah satu dari ke dua bapak tersebut. Percakapan luar dan dalam biasa pun terjadi, dan tada! hasilnya lumayan untuk seorang reporter gadungan :D

Setelah beranjak dari rumah mini corne***, kami pun berjalan beberapa ratus meter untuk menemukan secercah gerbang menuju lokasi yang ternyata di penuhi oleh spesies primata yang culametan, yaitu monyet-monyet nan lucu dan imut. Di tempat tersebut (sebut saja tempat itu Marimar), kami diwajibkan untuk mengisi LKS mata pelajaran yang dilensakan, akhirnya semua orang yang pada saat itu ikut pun berhamburan mencari tempat teduh dan duduk untuk menyelesaikannya.

LKS sudah terisi (dusta ini!), tiba waktunya untuk mendapat makan siang (sudah beberapa menit yang lalu kami menunggu datangnya pangan-pangan ini). Aku, Nsa, Ndit, Oppa, Mei, Ncit, Mprit, dan lala (mohon maaf yang tidak tersebut) segera mengambil jatah dus makanan dan kembali ke tempat yang pohonnya meninggalkan bayangan di bawahnya. Saat itu monyet-monyet yang sepertinya ramah dan ingin mengajak berteman memang sudah berkeliaran, tapi kami masih tenang-tenang saja, hingga akhirnya hal yang unik menimpa kudapan (berupa makaroni) kepunyaan lala, ibaratkan makaroni-makaroni itu hidup, mungkin mereka sudah berlari karena insting kudapan mereka menyadari kedatangan insting para monkey yang hendak menculik mereka, tapi sayang itu tidak terjadi karena mereka dikumpulkan dalam plastik transparan tebal. Kudapan itu masih merasa aman karena disebelah mereka ada Mprit, tapi naasnya nasib makaroni, Mprit segera menghindar dari monyet-monyet itu yang otomatis membuat kudapan tidak memiliki perlindungan aktif, sehingga sang ketua monyet dengan sigap berhasil mengambil makaroni-makaroni itu, dan lebih parahnya lala yang menjadi dunungan asli saat itu sedang mengambil dus nasi yang mungkin dipikirnya lebih berharga dari kudapan macam mereka. Lala pun sedih karena itu kudapan dibeli oleh ibunda tersayang saat menyiapkan bekal untuk study tour (sabar la! aku tahu bahwa monyet-monyet itu berat kalau ditimbang pakai timbangan semut ;'(, Mprit said). Usaha paramonyet tidak berhenti di situ, mereka mulai mengganggu kami yang sedang serius pada pangan yang baru saya buka sambelnya (sambel mantep bo!, Ndit said), karena kami-kami bergenderkan perempuan dan masih berlaku hukum Newton III yang berbunyi "ada aksi ada reaksi", kami pun mengeluarkan reaksi K-A-B-U-R sejauh M-U-N-G-K-I-N dari serangan tentara tak bersandang itu. Kami hanya tertawa-tawa karena sebal melihat mereka tidak berusaha membaca gerak gerik kami yang jelas tergambar disitu bahwa kami ingin MAKAN DENGAN TENANG. Jadi kami mengalah dan akhirnya cita-cita 5 menit yang lalu itu segera terkabul :) hehehe

Pangan dalam proses untuk dicerna menjadi energi. Sembari menunggu hal itu terjadi, kami berjalan melewati jembatan yang hanya bisa bertahan jika dilewati oleh max. 5 orang untuk menuju ke gua Belanda yang jaraknya hanya 3 cm dari tempat kami berada (jika dilihat dari peta), perjalanan sedikit garing namun berhasil diricuhi oleh Fikri dkk dengan bershalawat di tengah jalan dua tapak yang dikelilingi oleh tanaman hutan tropis (aneh, hal ini membuat saya dan Ndit tertawa terbahak-bahak -,-) sesampainya di goa belanda, kami masuk dan keluar, cukup. Kurang menantang deh, jadi ga asik untuk dikembangkan. lalu saya, Ndit, dan teman-teman yang lain (terbawa arus menuju kloter kelas terkompak of the year) melanjutkan perjalanan menuju goa Jepang, tapi hanya lewat dan tidak masuk karena mood badan kami sepertinya sudah melakukan penolakan besar untuk memasuki ruangan gelap nun jauh di mata itu, dan sampailah pada jalan raya yang di sebelah kiri terdapat jalan untuk kembali ke goa jepang (hanya orang sarap yang mau kembali jalan ke sana) dan di sebelah kanan terdapat tangga indah yang tidak indah jika dilewati. Komandan regu langsung mengambil arah kanan yang 'katanya' menuju jalan keluar. Dan kau tahu apa yang terjadi? aku dan Ndit tertawa-tawa (lagi) saat melewati tangga yang cukup menyusahkan kami, saya pikir kaki saya menggelitik otot kaki saya saat saya mengangkatkan kaki yang sudah dipakai berjalan beberapa KILOMETER, sedangkan dampak terhadap Ndit, dia segera mengobarkan motto: "I HATE STAIRS" pada handphonenya, tapi hal tersebut tergantikan dengan terlihatnya sinar yang dipantulkan oleh bis putih campur merah yang berjajar rapih, ibu jari kaki saya dan ibu jari kaki-kaki yang lain mungkin berteriak namun sambil berbisik, "hey, anakku yang paling bungsu minta es batu..." ***