Pages

Devina's notes


Sabtu, 17 November 2012

Artikel 1 : Masalah Realita Remaja

Sebuah karya seni yang dibuat oleh seniman akan merasa sedih apabila terus mendapat kritikan, bahkan tak dapat dielak, pembuat karya seni pun lama kelamaan mundur bila terus mendapat penilaian yang buruk dari penikmat tanpa melihat sisi lain dari karya seni tersebut. Itu pula yang akan terjadi pada remaja. Remaja yang hanya mendapat ucapan atau kalimat-kalimat yang kurang berkenan hanya akan membuat remaja mengeluarkan pribadi negatif yang mereka miliki, terlebih jika didukung dengan tidak adanya pengembangan emosi yang tepat.

Beberapa penelitian sudah mengatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana seseorang masih dalam proses pencarian jati diri, saat keadaan untuk mengekspresikan diri meluap-luap, merasa tak ingin dibatasi, bahkan oleh orang tua sekalipun. Tetapi hal mutlak tersebut terbantu oleh karakteristik tetap yang terbawa oleh mereka yang bervariasi. Membicarakan hal tentang karakteristik atau sifat, tidak sedikit dari kita yang mengatakan jika remaja sangat labil dalam mengendalikan emosinya. Apakah itu bisa disebut dengan sifat? Ya, itu sifat yang masih dalam tahap perkembangan, belum menjadi sifat permanen. Hal-hal yang sedikit menyimpang tersebut dapat dipecahkan dengan bantuan orang-orang yang mengerti dan menjadi ahli di bidang kejiwaan remaja, contohnya psikolog.

Sebagian orang berpikir keragaman sifat tersebut tidak cocok bahkan diharamkan dalam sebuah organisasi remaja. Tentu semua organisasi memiliki prinsip "Bhinneka Tunggal Ika" yang sedari dulu diusungkan, tetapi banyak pula orang yang sudah tidak memperdulikan apa arti sesungguhnya dari semboyan bangsa Indonesia tersebut, "Berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Manusia yang masih dikategorikan sebagai remaja atau dewasa awal, tidak dapat direkomendasikan untuk menasehati satu sama lain secara utuh karena masalah metoda dan cara penyampaian saran. Terlepas dari metoda, sesama remaja hanya akan melihat presentase keburukan pada remaja yang masih berada di bawah umur mereka. Kritikan yang dianggap sebagai motivasi oleh kategori dewasa awal akan terus diguyurkan bila remaja dipandang belum siap untuk menghadapi kehidupan yang setingkat lebih tinggi dari dunia remajanya. Tetapi tanpa disadari, remaja tidak dapat diperlakukan sama karena karakter baik yang ada pada diri seseorang belum kuat dan dicuatkan. Sekali lagi, inilah fungsi orang tua dan fungsi pakar psikolog yang lebih memahami kesulitan-kesulitan remaja agar bisa diterima di masyarakat, bukan hanya di golongan remaja saja.

Jika manusia kategori dewasa awal hendak dijadikan sebagai sarana evaluasi remaja, haruslah tepat sasaran. Mengerti bahwa pembentukan sifat remaja tidak hanya muncul dari hati atau pikiran remaja itu sendiri, tetapi faktor lingkungan dan bimbingan orang tua yang memiliki pengaruh lebih tinggi harus ditanamkan dalam-dalam. Manusia kategori remaja dimanapun adalah aset, bahkan predikat aset itu sudah dimulai sejak lahir. Wawasan luas mengenai kejiwaan perlu diemban sedari dini agar remaja generasi yang menjadi tonggak masa depan bisa lebih matang dan  dapat digolongkan ke dalam kelompok manusia berumur remaja namun berusia dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar