Pages

Devina's notes


Rabu, 07 Maret 2012

Kesensitifitasan :O

"Aku ada tuuuh baju PMR di rumah, niatnya sih buat Rama", Ana berkata dengan nada yang tujuannya cukup jelas, yaitu menyindir. Kelas cukup kosong untuk menampung gema dari suara Ana.

Fedrika yang sedari tadi mencoba menghibur diri dengan mengobrol bersama teman-teman lain yang netral dan tidak tau duduk permasalahannya hanya bisa terdiam, berusaha terlihat 'tidak tahu apa-apa' walaupun ia sadar seratus persen apa maksud Ana berkata demikian.

Cukup, ga usah nyindir kaya gitu aku udah sangat sadar diri, wahai Ana...

Beberapa menit berlalu, Fedrika memang sedang berada di sekitar mereka, namun situasi yang dulu dia rasakan 2 tahun lalu kembali menyergap, situasi dimana dia merasa ingin mengasingkan diri karena terpaksa, tidak menjadi bagian dari mereka yang terkait, sendirian, terpojok, menarik diri... Akhirnya Fedrika memilih berbicara seperlunya dengan oknum-oknum satu organisasi tersebut.

"Sim, sekarang jadi kumpul GV ga?", tanya Fedrika pada Simon.
"Ah anak-anak yang lain juga pada OSIS Fed.", jawab Simon.
"Oo.. tapi kita tetep ngumpul ga?"
      "Ga usah lah ga usah ngumpul, udah ga ada, udah bubar GV nya juga", Ana berkata tanpa diundang.
"....."
"Maneh yang ga ada Na. Kayanya engga deh Fed... tapi terserah sih kalau mau ngumpul mah hayu aja", jawab Simon.

Menggantung. Fedrika pun sontak memisahkan diri dari kubu itu.

Tuh kan nyindir lagi, aku harus ngapain sih Na supaya kamu sadar aku udah ngerti maksud dari semua yang kamu caprukin??? Aku harus ngapain? haaaa??

Semakin sering Ana menunjukan kekecewaannya terhadap organisasi yang diketuai oleh Fedrika, semakin Fedrika tergencet, semakin sedih, semakin tertekan, semakin stres, pusing, dan semakin menyalahkan diri sendiri.

Maaf, iyaaaa aku yang salah dari awal ga ngingetin kamu dan mate-mu supaya lebih serius lagi kalau latihan. maafin aku yang ga becus ngurusin anggotanya, maafin aku yang ga tegas, maafin aku yang bisa ngeliat orang marah+kecewa gara-gara aku, maafin aku yang ga cocok dipanggil ketua sama sekali. maaf....

Hari itu pun Fedrika lalui dengan topeng senyuman yang sangat disgusting, ketawa palsu yang digunakan sebagai trik untuk mengecoh si Ana. Mengecoh supaya Ana mengira kalau Fedrika baik-baik aja dan ga akan goyang walaupun disindir 1000x pun.

Detik-detik terakhir pulang sekolah, Fedrika pun menunggu Epau datang ke sekolah untuk pamit pulang dan meminta maaf karena tidak bisa menunggu Epau sampai jam istirahat. Tapi ditunggu-tunggu, eeeh Epau ga muncul juga, setelah bel masuk baru Epau datang.

Fedrika melambaikan tangan diiringi senyum palsu.

"Heiiii"
Epau mendekat.
"Epauuuu maaf aku ga bisa nungguin sampai kamu istirahat"
"Gapapa, emang kamu mau kemana? Les ya?", tanya Epau sambil celingukan, panik takut guru sudah menjelma di kelasnya.
"Iyaaaa.... ga deng sebenernya lesnya malem hehehe..."
"Oh iya gapapa...", Epau pun berlalu.

Fedrika secara spontan langsung mengajak teman-teman netralnya untuk pulang, dan di sinilah Fedrika sekarang, di depan komputer merenungi apa yang akan terjadi besok...

2 komentar:

  1. Lalu Epau nyimpen Tas nya karena Berat, dan lari Buat Ketemu Fedrika, dan dia udah Ilang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kata Fedrikaaaaa: "Maaaaaaf Epauuuu, habis kamunya juga langsung pergi ga ngomong apa-apa, aku kira kamu marah sama aku"

      Hapus